akarta, CNBC Indonesia – Inflasi inti Jepang melambat untuk bulan ketiga berturut-turut menjadi 2% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Januari 2024.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, Selasa (27/2/2024), angka tersebut melanjutkan tren penurunan inflasi selama setahun terakhir. Namun, angka ini sedikit di atas perkiraan para ekonom sebesar 1,8%.
Terakhir kali inflasi berada di bawah target inflasi 2% Bank of Japan (BoJ) adalah pada Maret 2022, sebesar 0,8% YoY.
Sejak saat itu, inflasi telah meningkat hingga mencapai 4,2% YoY pada Januari 2023 sebelum secara bertahap menurun menjadi 2,3% YoY pada Desember.
Untuk inflasi secara keseluruhan, tercatat sebesar 2,2% YoY pada Januari 2024 dari 2,6% pada bulan sebelumnya. Ini merupakan angka terendah sejak Maret 2022.
BoJ melihat inflasi Jepang saat ini didorong oleh faktor-faktor sementara termasuk kenaikan biaya energi. Bank sentral itu mengatakan ingin melihat “siklus baik” kenaikan harga yang dipicu oleh permintaan dan upah yang lebih tinggi.
BoJ juga diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang rendah. Gubernur BoJ Kazuo Ueda telah memberikan sinyal tidak akan ada kenaikan bunga yang signifikan.
“Bahkan jika… secara hipotesis, suku bunga negatif dicabut, kita dapat mengatakan bahwa lingkungan keuangan yang sangat mudah akan terus berlanjut untuk saat ini,” katanya, dilansir AFP.